Berikut Alasan Orang Bule Betah Banget Tinggal di Indonesia

 Kenapa Orang Asing di Indonesia Disebut dengan Bule? - Bobo

 Bule yang betah banget di negara-negara Asia, terutama yang biaya hidupnya murah, biasanya karena:

    Naik kelas sosioekonomi dibandingkan di negara asalnya.
    Keluarganya berantakan/ tidak akrab (tipikal kisah anak rantau).
    Nggak ada rencana apa-apa di negara asalnya.

Untuk memberikan poin-poin dari sisi lainnya, saya akan menjawab dari sudut pandang pasangan interacial yang sedang tinggal di Malaysia (kita asumsikan saja mirip-mirip Indonesia). Sebenarnya, sejak 2021, kami sudah beberapa kali ingin kembali ke Spanyol. Walau keluarga suami hangat dan akrab, alasan yang membuat kami tetap bertahan disini adalah:

    Kami belum puas jalan-jalan karena selama 3 tahun tinggal disini, hampir 2 tahun kami kena lockdown. Sejak border dibuka, kami langsung jalan-jalan. Tahun 2023 kami ingin ngiter-ngiter setiap 2 bulan.


    Setelah virus usai, tibalah resesi yang dampaknya sudah mulai terasa. Saya percaya bahwa tahun 2023 nanti, efeknya di Spanyol akan jauh lebih sadis daripada di Malaysia (dimana sekarang ngisi SUV full tank aja udah 1,3jt an, sedangkan disini harga bensin bahkan lebih murah dari Indonesia). Gapain nyusahin hidup lebih jauh? Disini dulu aja sampai keadaan membaik. Kerjaan ada; rumah ada; kucing garong juga sudah ada.

    Sambil jalan-jalan, kami bisa survey dan berpikir mengenai peluang bisnis/ investasi apa saja yang bagus di sini. Toh ga usah buru-buru, karena kami bisa mbonceng satu sama lainnya pakai visa suami/ istri.

Di Kuala Lumpur, karena sudah ada lebih banyak turis/ pekerja asing bule, mereka menjadi nggak langka, sehingga derajatnya tidak dianggap setinggi di Indonesia. Suami saya juga sering dikira orang Pakistan, Arab, atau India utara oleh mereka yang tidak bisa membedakan fitur-fitur orang bule daerah Iberia dan Mediterania —kami mengiyakan saja, biar cepat, hehehe.

    Konglomerat dan bangsawan Quora. Mana tuuuu. Hihihihi.

Kami tidak suka dibedakan dan malahan merasa jadi sulit bergaul ketika orang melihat kami lebih tinggi. Kami merasa lebih mudah berteman/ mendapat teman baru di Eropa barat yang egaliter. Hang-out atau party dengan orang yang menganggap kami tidak sederajat/ beda kelas dengan mereka, duh, rasanya awkward sekali (berasa seperti dijadikan tontonan). Jadi, terkadang dianggap lebih tinggi malah menjadi salah satu alasan kenapa kami merasa kesepian dan ingin kembali ke Spanyol.

Memang benar bahwa Spanyol (dan Eropa Barat secara umum) lebih bersih dan juga, sama sekali, tidak kalah indah daripada Malaysia dan Indonesia.

    Pendapat boleh bermacam-macam. Spanyol[1]
    adalah sebuah tempat yang keindahannya ga kalah dari Indonesia.

Pertimbangan kami adalah: untuk memanfaatkan privilise beda kewarganegaraan, dan juga karena kami sama-sama masih muda. Keinginan untuk melihat dunia dan berpetualang juga saya yakini menjadi alasan banyak bule betah berada di Asteng. Sebagai pasangan campuran, tinggal di negara satu sama lainnya juga menjadi pengalaman yang menarik dan tidak terlupakan untuk dikenang ketika kami balik ke Spanyol nanti.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »