Kenapa Air Laut Tidak di pakai untuk memadamkan api ketika kebakaran ?"

Bukan tidak diperbolehkan, hanya tidak disarankan.

Air laut bisa memadamkan api sama baiknya seperti air tawar. Tapi yang jadi masalah adalah kandungan garam dari air laut.

  • Kandungan garam bisa bersifat korosif bagi pompa, tentu kalau digunakan untuk jangka panjang akan lebih cepat berkarat.
  • Kandungan garam yang tinggi berpotensi merusak lingkungan sekitar, misalnya tanaman. Tapi kalau terjadi kebakaran di apartemen yang sangat minim pepohonan dan lainnya → tidak jadi masalah.

Ya menyiram pohon mangga dengan satu panci air garam mungkin tidak masalah. Tapi tahu sendiri kan, pemadam kebakaran membuang berapa liter air dalam sekali tugas ? Apalagi kalau yang diterjunkan sudah 3 - 4 truk tangki (tidak semua truk pemadam membawa air, ada juga yang khusus peralatan).

Terlepas dari itu, yang jadi pertimbangan adalah suplai air laut ke daerah yang jauh dari laut. Untuk daerah seperti Jakarta sih tidak masalah, tapi kota seperti Bandung sudah pasti lain cerita. Apa iya pemadam kebakaran Bandung harus berkali-kali bolak balik ke laut ? Kan repot tuh, lebih mudah mencari sumber air lain yang lebih dekat.

Tapi pada kondisi tertentu di mana pemadaman api dilakukan oleh helikopter atau pesawat, air laut tetap bisa digunakan bila sumbernya dekat.

Tantangannya justru terhadap ombak laut. Helikopter dan pesawat perlu terbang sangat rendah untuk mengambil air. Bila tiba-tiba muncul ombak besar yang menghantam helikopter atau pesawat hingga oleng dan terjatuh, ya tidak mungkin juga kan air laut dibawa ke pengadilan untuk tanggung jawab ?

Biasanya sumber air diambil dari danau atau waduk besar yang sudah pasti lebih tenang arusnya.

Fun fact, helikopter pemadam kebakaran di AS diizinkan untuk mencari sumber air di mana saja termasuk di kolam renang milik warga. Warga tidak boleh protes bila terjadi hal semacam ini karena aksi dari helikopter sudah dilindungi oleh hukum.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »